Sunday 30 January 2011
Bukan hal yang salah memiliki mimpi
Bukan hal yang salah mempunyai tujuan
Tujuan seperti sinar
ke sanalah kita berlari
dan untuk itulah kita hidup
Tapi, terkadang sinarnya terlalu menyilaukan
Membuat kita sulit melihat
sehingga tiba suatu saat kita harus sejenak berhenti
untuk menyadari sinar yang ada pada kita sendiri
Daniel - Morning Light by Windhy Puspitadewi
Sunday 9 January 2011
Tulisan Saya di Blog WritingSession
Tak lama waktu saya nemu tempat untuk bisa melatih hobby saya ini saya menemukan writingsession ini. WritingSession ini adalah menulis bersama dengan tema yang berbeda beda setiap 2 hari sekali pada jam 9 malam.
Dan saya pun ikut berpartisipasi dalam beberapa tema. Saya baru ikut di 2 tema. Nah ini ada link tulisan saya yang dipajang di blog WS.
Dan saya pun ikut berpartisipasi dalam beberapa tema. Saya baru ikut di 2 tema. Nah ini ada link tulisan saya yang dipajang di blog WS.
The Sign of Dream (Part 2)
Part 2 : Weird Time
“nama saya, Septian Putra Manuel, kalian bisa panggil gw Septian atau Tian. Asal SMA Fredom Bandung. Salam kenal.”
“Ya sudah kamu duduk di situ….” Ucap Pak Joe sambil menunjukan jarinya “…… di depannya ify dan shilla.”
Septian pun langsung menuju tempat yang sudah di tunjuk sebagai tempat duduknya selama kurang dari 1 tahun. Terlihat dia sedang mengenalkan diri kepada Debo, teman sebangkunya itulah. Lalu dia menghadap kebelakang, dengan senyum yang tulus dan mungkin sedikit menawan, ia menyodorkan tangannya ke shilla
“shilla”
“septian”
Lalu berganti ke arah ku
“ify”
“wow, ify? Namanya yang cukup bagus. Senang berkenalan denganmu.”
Sangat sopan sekali, first impression yang bagus. Aku diam diam memperhatikannya, kenapa? Kenapa? Kenapa semua jadi membingungkan seperti ini? Siapa Septian? Ngapain dia disini? Untuk apa dia muncul disini? Ini membingungkan.
“nama saya, Septian Putra Manuel, kalian bisa panggil gw Septian atau Tian. Asal SMA Fredom Bandung. Salam kenal.”
“Ya sudah kamu duduk di situ….” Ucap Pak Joe sambil menunjukan jarinya “…… di depannya ify dan shilla.”
Septian pun langsung menuju tempat yang sudah di tunjuk sebagai tempat duduknya selama kurang dari 1 tahun. Terlihat dia sedang mengenalkan diri kepada Debo, teman sebangkunya itulah. Lalu dia menghadap kebelakang, dengan senyum yang tulus dan mungkin sedikit menawan, ia menyodorkan tangannya ke shilla
“shilla”
“septian”
Lalu berganti ke arah ku
“ify”
“wow, ify? Namanya yang cukup bagus. Senang berkenalan denganmu.”
Sangat sopan sekali, first impression yang bagus. Aku diam diam memperhatikannya, kenapa? Kenapa? Kenapa semua jadi membingungkan seperti ini? Siapa Septian? Ngapain dia disini? Untuk apa dia muncul disini? Ini membingungkan.
Subscribe to:
Posts (Atom)