Sunday 5 December 2010

Old Friend is My First Love

Bel pertama berdering ‘ting tong teng ting tong teng teng’ anak anak,tepatnya pelajar SMA Nusa Permata Biru terburu buru untuk masuk kelas, ada yang lari lari kecil, ada yang buru buru meletakkan motornya di parkir dan langsung lari sekencang mungkin karena jam pertama gurunya anti namanya telat, ada juga yang dengan santai nya jalan dan masih sempat untuk ke toilet untuk hanya sekedar membasahkan muka, ada juga yang bersiap siap ganti pakaian olahraga karena jam pertama pelajaran olahraga, adapula yang masih menunggu teman mereka datang di lobby sekolah. Pintu gerbang sekolah pun sudah di tutup oleh satpam yang bisa dibilang tampang galak, gimana gak galak, muka serem, tinggi badan melebihi tinggi badan kepala sekolah, badan kekar, ada sedikit tato di dadanya kalau sedang memakai kaos dalaman putih bila hari sudah siang dan panas. Anak anak pun biasa menanyakan dalam hatinya ‘ini satpam atau preman pasar rebo yah?’ tetapi anak anak itupun masa bodoh dengan pertanyaan tersebut, bukannya itu bagus kalau sekolah mereka terdapat satpam yang bisa diandalkan untuk menjaga keamanan.

‘bruuum bruuum bruuum, ckiiit’ suara apa ini. Seperti suara motor 150RR yang gak begitu asing di telinga satpam tadi. Satpam itu keluar dari posnya dan melihat gerbang itu untuk memastikan suara tersebut. Benar saja ada motor ninja 150RR biru sedang berhenti di depan gerbang dan terlihat seorang laki laki, eh tepatnya pelajar di SMA Nusa Permata Biru. Terlihat dari sweater yang ia kenakan sekarang, itu sweater sekolah tersebut. “kamu lagi kamu lagi, apa gak bisa sekali ajah kamu gak terlambat?” ucap sang satpam itu. tiba tiba ada seorang perempuan hmm sepertinya pelajar di sekolah tersebut juga, dan dia sama halnya dengan laki laki yang masih menunggangi motor kesayangannya itu ‘TELAT’

“aduh sialan udah di tutup yah? Arggh sialan.” Gerutu cewek itu sesampai di depan gerbang. Loh cewek ini mengerut alisnya, kenapa satpam ini berada di luar pos penjagaannya? Di lihatlah satpam itu, ‘oh dear bener juga anak anak tampangnya seram habis’ batin cewek ini. “kamu juga telat yah? Ya udah kalian berdua tunggu ajah di sini sampai jam pelajaran pertama habis, baru kalian boleh masuk.” Ujar satpam itu seraya kembali ke pos nya untuk menikmati sarapan paginya dengan pisang goreng dan segelas kopi hangat. ‘eh apa berdua??’ anak itu bertanya dalam hatinya, berdua?? Dengan siapa?? Di lihatlah kanan dan ke kiri. Saat lihat ke kiri, cewek ini sangat kaget. ‘Oh my god cowok ini’. Ternyata perempuan ini sudah mengenal diri lelaki ini

“eh rio?” ucap cewek itu, lelaki itu menatap perempuan yang nasibnya sama dengan dia. Lelaki itu hanya tersenyum untuk membalas ucapan perempuan tadi. Gimana gak kenal dengan rio? Anak ini hampir mempunyai rekor telambat, jadi anak anak sekolah pun mengenal dirinya. Cewek ini sangat beruntung menunggu jam pertama habis dengan seorang RIO, yak rio ini adalah siswa yang banyak di gemari siswi siswi di SMA nya tersebut, hampir sebagian siswi sekolah ini menyukai rio. Begitu juga dengan cewek yang ada di gerbang ini menunggu bersama rio untuk masuk kedalam sekolah, tetapi di dalam hatinya dia merasa kecewa dengan rio.

Rio mencuri pandangan ke perempuan itu, well rio gak tau nama cewek ini, tetapi sepertinya dia anak IPA, terlihat dari wajah yang cantik seperti calon dokter, tasnya yang sepertinya full dengan buku buku ipa yang tebal tebal sampai sampai dia masih memegang buku yang tidak dapat di masukkan ke tasnya. Rio tau dia anak IPA karena buku biologi yang dia lihat sedang di tengteng olehnya. Sepertinya cewek ini pintar juga. Tapi ada yang aneh?? Dia sepertinya mengenal cewek di sampingnya ini, tapi entah tau kapan dimana dia mengenal cewek ini. Tapi kenapa jantungnya sekarang berdetak tidak seperti biasanya. Dia hanya menunggu jam pertama habis, dia tidak berlari lari ataupun loncat loncat yang dapat memacu detak jantung lebih cepat dari biasanya. Tapi kenapa sejak pertama kali melihat perempuan ini jantungnya tidak normal berdetak, apakah ini pandangan pertama bagi rio??

***

Cewek ini sudah di perbolehkan masuk rio pun juga ikut serta di perbolehkan karena jam pertama sudah habis. Cewek ini langsung berlari untuk masuk ke kelasnya, sedangkan rio dia pergi kearah di kantin sekolah biasanya dia tidak pernah sehabis telat pergi ke kantin, tetapi dia lagi tidak mau belajar fisika yang gurunya itu super super galak. Jadi ia menunggu sampai jam fisika itu habis di kantin. Cewek ini sudah berada di depan kelasnya dia berharap gurunya gak ada, dia mengetuk pintu kelasnya dan masuk, ‘Wow’ gumam cewek ini, ramai sekali, itu artinya gak ada guru.

“eh IFY sini! Kenapa telat lu?? Gak biasanya telat? Gw kira lu gak masuk” ucap temannya ify, tepatnya teman sebangku eh bukan teman sejak dia di SD. Ify langsung menghampiri mejanya untuk meletakkan tasnya dan duduk di samping temannya itu.

“mobil gw tadi mogok cha, ya udah tadi gw naik angkot ajah dan yak telat.” Ucap ify sambil mengakhiri kalimatnya itu dengan tertawa kecil.

Acha langsung mengerut kening nya, berarti tadi ify… “jadi lu nunggu bareng sama….” Belum juga acha melanjutkan kata katanya, ify langsung mengangguk anggukkan kepalanya. “wedeh wedeh asik yee nunggu berdua sama rio haha.” Ucap acha dengan berat hati. Berat hati? “ya dalam hal itu gw sih juga beruntung tapi jauh di dalam itu gw masih tetap kecewa.” Ucap ify yang entah kenapa dia seperti merasa putus asa. “udah sabar ajah fy, semoga ajah rio ingat… gw juga masih gak ngerti sama rio.” Ucap acha ke sahabat terdekatnya dari SD ini untuk memberi semangat ke ify, yah walau itu dengan berat hati tapi acha ikhlas menyemangati ify.

Sejak di SD acha lah yang sangat dekat dengan ify dimanapun kapanpun itu, ify pun sering bercerita cerita dengan acha begitu pula sebaliknya, kadang mereka curhat satu sama lain juga. Acha juga sering menginap di rumah ify, jadi acha juga sudah mengenal keluarga ify. Tetapi mereka tidak hanya berdua, ada satu cowok yang menjadi teman dekat saat SD itu. yak Rio lah orang nya, mereka menghabiskan waktu mereka bertiga semasa SD dengan senang senang khas SD selama 3 tahun. 3 tahun?? Ya rio saat naik ke kelas 4 SD rio pindah sekolah keluar negeri untuk menemani bapak nya kerja di jepang, yah terpaksa rio tidak dapat di tinggal di indonesia, karena tidak ada satupun keluarga dari bapak dan ibunya yang berada di indonesia.Acha dan

Ify pun sedih di tinggal seorang temannya itu. tapi mau gimana lagi? Dan setelah 6 tahun lamanya rio kembali ke indonesia begitu pula dengan keluarganya, diapun bertemu kembali dengan acha dan ify, tetapi, rio tidak mengingat dua temannya itu. entah kenapa dia tidak ingat, apa karena terlalu lama di jepang atau karena sejak nama panggilan alyssa berubah jadi ify dan raissa jadi acha sejak sivia yang memasuki dunia persahabat mereka berdua. Entah mengapa sivia mengasih nama mereka berdua dan sampai sekarang nama yang di kasihnya lah yang sekarang di pakai oleh teman temannya. Tapi herannya juga acha dan ify ini tidak berusaha untuk mencoba mengingatkan rio, entah ini tentang harga diri ataupun ada perasaan lain kepada rio jadi mereka sangat sangat grogi atau luluh sekalipun saat berada di depan rio untuk membicarakan tentang siapa mereka dan hubungan mereka di masa lalu.

“cha kenapa sih kamu gak mau ngomong ini semua ke rio, kan kalau dia tahu gw kan bisa sedikit pdkt lah sama dia.” Kata ify saat mereka berdua hening dalam beberapa menit yang lalu, pdkt?? Ya ify dari SD sudah kagum dengan sosok rio, bisa di bilang cinta pertama ify.

Acha pun tau itu, karena ify sangat sering curhat tentang ini dengan acha saat rio datang kembali di hadapannya. “ahh biarin ajah, seharusnya dia yang ingat sama kita, mana ada teman kayak gitu gak ingat teman lamanya.” Jawab acha, sepertinya kejam.. tetapi tidak demikian, dia berkata begitu untuk menutupi alasan utamanya untuk tidak membicarakan semuanya ke rio seperti halnya ify, yak acha juga mempunyai rasa hal yang sama seperti ify kepada rio, tetapi entah mengapa dia seperti mengalah kepada sahabatnya itu. acha gak tega liat ify yang sangat antusias dengan rio sedangkan dia

Cuma berdiam diri atas perasaannya itu, padahal mereka berjanji akan mengasih tau semua perasaan mereka masing masing satu sama lain. Tetapi sejak ify berbicara duluan pada acha dan mengetahuinya acha berdiam diri atas perasaannya tersebut.

***

Istirahat sudah tiba, acha dan ify langsung pergi menuju cafetaria untuk mengisi perut mereka yang sudah bernyanyi do re mi fa sol la si do dengan nada 4 oktaf. Mereka gak begitu terburu buru sih untuk sampai di tempat tujuan mereka untuk mengisi perutnya itu.

Sesampai di cafetaria terlihat seseorang sedang melambai lambaikan tangannya “hey acha, ify sini!” teriak orang itu. “aduh via, gak usah teriak keras gitu sih, gw juga udah liat lu kok tadi.” Ucap acha saat sudah berada di meja tempat duduk sivia.

“iya vi.. gak enak tuh sama kakak kelas.” Tambah ify komentar, bener juga kakak kelas mereka yang berada dekat di meja sivia pun agak kaget juga saat sivia teriak tiba tiba begitu.

“hahah iya deh maaf maaf.. gimana kemaren sukses??” tanya sivia, ify dan acha kemaren sedang mencari buku kimia di toko buku. “nope… gak ada kemaren di toko bukunya.” Jawab acha sambil mengambil ice chocolatenya sivia yang tinggal sedikit itu. “mungkin nanti kita nyari lagi, kamu mau ikut??” tanya ify kepada sivia, udah lama juga sih gak jalan bareng sama sivia 2 minggu ini.

“wah maaf lain kali deh, hehe.” Jawab sivia, setelah itu datanglah dua anak laki laki ke meja mereka.

“hey, cantik…” sapa salah satu dari laki laki itu, hmm cantik?? Ini kata untuk siapa?? Di meja itu ada 3 anak perempuan yang begitu cantik, tapi ini untuk siapa. orang yang mengenal suara itu langsung tersenyum atas kehadirannya, “hadeeh kamu tuh yah datang datang sapa semuanya dulu baru sapa aku.” Ucap sivia sambil tersenyum manis kepada orang yang telah mengucapkan ‘cantik’ tersebut. Ify dan Acha langsung tersenyum hormat pada kakak kelasnya itu. “udahlah vi.. emang kak iyel mengutamakan kamu daripada kami hahaha.” Ujar ify, iyel? Oh ini gabriel kakak kelas mereka sekaligus pacarnya sivia. Mereka jadian sudah cukup lama, yah dari sivia masih duduk di kelas 2 smp. Awet? Yah awet sekali, pasangan ini emang sangat serasi dan cocok.

“eh alvin sini ngapain disitu ajah, sini duduk!” suruh sivia, acha dan ify memberikan tempat untuknya. Yak alvin, alvin ini adalah anak IPS dan temannya sivia dari kelas 1 sma karena dulu mereka ini sekelas. Alvin ini calon ketua basket yang baru nanti saat gabriel mencopot jabatannya itu, gabriel harus fokus terhadap ujian jadi dia harus mencopot jabatan itu. alvin ini yah bisa dibilang cool, baik dan ramah.

Acha mengerutkan keningnya saat melihat alvin dengan jarak yang sedekat ini, biasanya dia hanya melihat dari jarak jauh saat alvin sedang main basket di lapangan. Ternyata kalau dilihat dari sedekat ini, ‘anak ini sangat sangat tampan, dari jauh pun sudah tampan gimana kalau sedekat ini’ batin acha, ternyata hatinya udah luluh atas melihat alvin dari jarak sedekat 50 cm di sampingnya sekarang.

Apakah acha harus menggantikan hatinya untuk menggantikannya dengan yang baru, dan itu benar. Saat ini mungkin acha merasakan debaran debaran tak wajar, apakah dia jatuh cinta??

***

Usai sekolah, acha dan ify tidak langsung pulang kerumahnya masing masing. Seperti perbincangan di kantin tadi, mereka akan melanjutkan mencari buku kimia di toko buku lain. “IFY ayo cepat, mau di tinggal apa??” ucap acha setengah teriak di depan gerbang, ify sedang memeriksa buku bukunya saat jalan di koridor, takut ada yang ketinggalan atau apa jadi ify jalan agak lambat. “iya iya sabar cha sabar!” jawab ify sambil buru buru menutup tasnya tersebut. Mereka berdua langsung ke tempat tujuannya dengan naik kendaraan umum.

Rio sedang melihat acha dan ify di depan gerbang, di pikirannya saat ini sepertinya dirinya mengenal kedua anak tersebut, tapi dia lupa, sangat sangat LUPA. Entah itu kenapa, tapi dia benar benar lupa atau mungkin saja emang dia tidak mengenal kedua orang tersebut. ‘eh ini apa’ batin rio, dia melihat seperti sebuah diary yang sepertinya udah lama sekali di pakai di bawah lantai koridor. ‘punya siapa yah?’ tanya rio dalam hati. “gw bawa balik ajah deh, besok gw cari orangnya ajah.” Ujarnya pelan

Sesampai di toko buku mereka langsung sigap mencari buku kimia yang mereka cari, satu satu di periksa, dari rak ke rak, dan dari atas ke bawah. “eh cha cha nih gw nemu bukunya!” ucap ify, acha di sebelahnya langsung menoleh ke arahnya. “mana mana mana??” tanya acha, ify langsung menunjukkan dua buku kimia yang sudah ada di tangannya sekarang, “wohoho akhirnya fy kita nemu juga, ya udah yuk langsung ajah bayar!” ajak acha dan langsung pergi ke kasir.

Saat akan keluar dari toko buku, mereka langsung niat pulang kerumah, “eh ify tunggu fy … gw ke toilet dulu yah?? Mau buang air nih. Tungguin yah fy! Nih jagain tas sama buku gw!” ify hanya pasrah menerima tas dan bukunya itu, acha langsung lari ke toilet yang jaraknya lumayan jauh dari toko buku itu. Rasa bosan menghantui ify saat menunggu acha, dia mencoba iseng iseng melihat buku acha tadi. Dan betapa kagetnya saat dia melihat halaman terakhir buku itu, terdapat kata kata ‘rio’ ify langsung menelusuri kalimat kalimat yang ada di situ.. sepertinya acha menulis isi hatinya di buku itu… ‘padahal ini buku bahasa inggris’ batin ify, iya juga kenapa ia tidak menulisnya di diarynya saja, yang mungkin di anggap secret. Kenapa ify tidak tau selama ini perasaan acha kepada rio? Kenapa acha berdiam diri saja?? Kan kalau begini jadinya ify merasa tidak enak dan bersalah entah itu apa. Tapi perasaan tidak enak itu pasti ada.

Setelah acha kembali dari toilet dia langsung mengajak pulang , “ayo fy takut nanti kemalaman sampai rumah!” ucap acha, ify hanya mengangguk kepalanya berat. Di tengah tengah perjalan keluar gerbang pertokoan itu entah mengapa ify memberanikan bertanya tentang tadi yang ia lihat. “cha.. gw mau lu jujur, apa perasaanlu terhadap rio?” pertanyaan ini sukses membuat acha kaget setengah mati, “eh, fy kok lu nanyanya gitu sih.” Ucap acha sedikit terbata bata karena masih kaget. “cha.. tolong jawab!” ucap ify dengan tatapan mata lurus kedepan. Acha menghembuskan napasnya, ia berpikir pasti tadi ify melihat tulisan tulisan di bukunya tadi. “huft, oke gw jawab… dulu gw suka rio, yah mungkin sama kayak lu, dan hampir persis.” Ify langsung menoleh ke acha “tapi kenapa kamu gak ngomong ngomong sama aku sih, kan kalau gitu gw bisa……” belum selesai ify berbicara acha langsung merespondnya, “ify gw kalah cepat cerita sama lu, jadi gw diam ajah, gw liat lu sangat antusias cerita tentang rio. Jadi gw memilih diam dan menyembunyikan perasaan ini.” Ucap acha, ify langsung memegang kedua tangan acha, “ya udah gw rela kok rio buat lu cha, kalau gw tau dari dulu gw pasti dukung lu….” Ucap ify agak berat hati sih, tapi gimana lagi.

“ssttt. Udahlah, gw juga udah relain buat lo kok fy, gw juga lihat perjuangan lu selama ini, daripada gw yang diam terus.. lagian udah ada penggantinya.” Ucap acha sedikit agak gembira untuk mencairkan suasana. Eh apa tadi pengganti?? “eh pengganti?? Siapa cha??” tanya ify heran sambil mengerutkan alisnya. “yang tadi duduk di sebelah gw di cafetaria” Jawab acha jujur dan agak ada nada sedikit malu malu. Ify langsung kaget mendengarnya, apa dia tidak salah dengar yah?? “Alvin?? Wah wah wah kok bisa mudah banget pindah ke lain hati?” tanya ify sekaligus ada rasa senang bahwa dirinya tidak bersaing dengan sahabatnya sendiri. “kan gw bilang , selama gw diam terus dan gw rela itu buat lu jadi gampang banget, awalnya gw juga aneh tapi mau gimana lagi?” ucap acha, ify langsung memeluk sahabatnya itu dan achapun membalasnya.

Malam itu rio memandang diary yang ia temukan itu, sepertinya dia pernah melihat diary ini tapi kapan dan dimana?? Sepertinya efek berada di jepang membuat dia lupa segalanya atas kehidupannya di indonesia. Entah mengapa melihat diary tersebut terbayang wajah ify. Entah mengapa dia kagum atas sosok ify sejak tadi ia menunggu bareng di luar gerbang. Apakah dia menyukai ify?? Perasaan penasaran itu membuat dirinya nekat untuk membuka diary tersebut, lagipula namanya sepertinya ada di halaman depan bukan di cover. Dia kaget melihat nama nya, dia menelusuri halaman per halaman dan terdapat nama dirinya. Terdapat kisah kisah dirinya saat berada di kelas 3, dan juga kepergiannya ke jepang. ‘IFY’ iya melihat nama itu saat dimana halaman itu menceritakan tentang namanya panggilannya berubah dari alyssa menjadi ify.

Sangat terkejut dirinya, ternyata ify adalah alyssa teman kecilnya dulu. Kenapa ia bisa melupakannya. Dia merasa bersalah terhadap kedua teman kecilnya itu, apalagi dia mengetahui ify adalah teman kecilnya. Yang lebih kagetnya ternyata ify menyukai dirinya, terlihat di halaman akhir bertuliskan ‘I LOVE YOU RIO’.

***

“Acha Ify! Ikut yah… nonton last airbender 3D bareng!” ajak sivia saat pulang sekolah, acha dan ify saling hadap hadapan memandang kata tanya. “ya udah, deh bareng kak iyel juga??” tanya ify, setelah ify menanyakan itu gabriel datang dengan membawa alvin, “nih aku bawa yang ini buat nonton.” Ucap gabriel sambil menarik narik tangan alvin paksa dan mencoba melepaskan nya, tapi saat melihat acha dan sepertinya dia ikut alvin langsung pasrah di tarik gabriel. “eh tapi kan masih kurang satu, siapa lagi nih?” tanya sivia pada sang kekasihnya. “yel ajak ajah si rio! Kayaknya di nganggur deh tuh.” Sambil menunjuk rio di bawah pohon jambu, rio juga anak basket jadi ia kenal alvin dan gabriel. “RIO SINI” teriak gabriel, ify langsung kaget dan merasa senang juga sepertinya dia akan menikmati pemandangan rio juga akhirnya. “kenapa kak??” tanya rio tetapi matanya tertuju kepada ify dan acha sesaat terus langsung bertatapan dengan gabriel. “lu mau ikut nonton bareng kami gak?? Sisa satu tiket.” Rio menimbang nimbang ajakan gabriel tadi.. “hmm boleh juga sih… kapan?? Sekarang??” tanya rio, gabriel hanya mengangguk kan kepalanya. “ya udah udah lengkap kan langsung ajah yuk!” ajak sivia mereka langsung ke mobil gabriel.

Ify dan acha diam selama perjalanan, kenapa dia harus nonton bareng pujaannya masing masing, tapi ada rasa senang juga. Alvin mulai mengajak ngobrol acha, sepertinya dia juga suka acha, sepertinya cinta acha kali ini sukses dan tidak sebelah tangan. Rio dari tadi hanya mendengarkan iPod nya dan memikir mikir tentang diary yang tadi malam ia baca dan sekarang orangnya ada di depan matanya.

***

Seusai nonton mereka pulang tanpa gabriel, yak mobil gabriel tadi mogok dan sepertinya harus di derek ke bengkel, jadi sivia dan gabriel pulang bareng dan sepertinya alvin mengajak acha ke suatu tempat dulu, gimana dengan ify?? Sepertinya ify di temani oleh rio, rio mengantarkan ify ke rumah ify dengan naik kendaraan umum. sesampai dirumah ify, rio langsung menyapa ify, ini yang pertama kali ia menyapa ke ify, ify juga agak heran. “ini, gak merasa kehilangan yang satu ini, kemaren gw nemu di koridor.” Betapa kagetnya wajah ify.. kenapa dia tidak merasa kehilangan yah? “eh eh itu kan, sini balikin!” ify langsung segera mengambil buku itu di tangan rio tetapi rio hindarkan buku itu. “cerita ke gw dulu baru gw kasih ini buku.” Suruh rio.

“maaf, gw gak kasih tau tentang ini semuanya, gw belum bisa berani kasih tau ini, gw tadinya nyuruh acha tapi dia nolak.” Ucap ify, ia menunduk kepalanya merasa malu buku diarynya di buka dan di baca orang yang di ceritakan di diary tersebut.

“seharusnya gw yang minta maaf alyssa, maaf gw lupa sama kalian, terutama lu fy, gw merasa gak enak gak mengenal kalian selama 1,5 tahun ini.” Eh tadi apa alyssa?? Rio langsung mengasihkan diary itu kepada ify. “gw minta maaf semaaf maafnya sebagai tandanya gw akan membalas perasaan lu selama 7,5 tahun ini. Gw juga ini dari lubuk hati gw semenjak kemaren kita nunggu jam pertama habis, gw merasa ada perasaan yang lain di sini.” Ucap rio sambil menunjukkan ke arah jantungnya. Ify kaget dan merasa lemas kali ini, apakah ini mimpi? “so would you be my girlfriend alyssa??” ify kembali kaget menerima suara kalimat itu di telinganya. “pasti rio… gw udah lama nunggu ini semua!” ucapnya ify dengan sedikit nada malu malu, ify langsung berlari ke arah rio dan memeluknya. “thanks yah yo!”

Akhirnya rio dan ify pun menjadi pasangan yang bahagia sekarang, demikian dengan acha dan alvin, mereka berdua penuh dengan canda dan tawa semenjak tragedi nonton bareng dengan sivia.

The END

No comments:

Post a Comment