Sunday 12 December 2010

The Signs of Dream (Part 1)

Part 1 : Beginning of sign

“Alviiiin”

Aku bangun dan terduduk di tempat tidur dengan sekujur tubuh yang bisa dibilang basah kuyup seperti ‘kehujanan saat pulang ke rumah.’ Napasku bisa dibilang mirip saat dikejar setan muka rata, dan detak jantungku seperti habis menaiki atraksi berbahaya yang berada di ancol itu, entah apa namanya itu, lupa. Nama atraksinya sih mirip seperti judul lagunya ‘Muse.’

Apa yang terjadi? Mimpikah tadi? Huft, kenapa mimpi buruk? Yang ini seperti benar benar terlihat nyata, ada firasat aneh yang menggerogoti perasaanku kali ini. tapi semoga saja tidak akan terjadi hal yang buruk. Sama seperti waktu itu.
Jam berapa ini? pikirku sambil melihat sekilas jam dinding yang berada di belakang tepat di atas kepala tempat tidur.

“Oh my god” gumamku pelan setelah melihat jam berapa sekarang. 05.30 WIB? Wew I’m late I’m late.

Buru buru turun dari kasur dan menuju kamar mandi, bergegas untuk mandi dan berpakain seragam putih – abu-abu. Memeriksa isi tas, memakai sepatu, menyemprotkan beberapa kali minyak wangi favoritku, dengan waktu singkat dan padat.
Sudah selasai semua tadi itu, aku bergegas turun kebawah, tepatnya menuju ruang makan.

“ya ampun, tuan putri yang satu ini sepertinya telat bangun, pangerannya sepertinya udah lumutan, tapi pahlawan ksatria pedang menemaninya untuk melakukan sedikit diplomatik kepada sang pangeran diruang tamu.” Ucap seseorang dan diiringi tawa kecil khasnya itu. kak sivia.

“ya elaaah kak via…..” ucapku gemas,”…… mau nge-dongeng atau mau kasih tau bahwa pahlawan ksatria pedangnya yang sedang berdiplomatik dengan pangeran mau diambil untuk sarapan bareng dengan sang calon permaisuri nan cantik dari sebuah kerajaan?” respondku mengikuti permainan sang calon permaisuri yang satu ini.

“astaga, ify. Gak disangka ada bakat mendongeng juga. Lain kali kak via bawa ke sekolah yang kakak bikin di rumah, mau gak?” jawab kak sivia, emang betul semenjak pertunangan itu kak via dan ‘sang pahlawan ksatria pedangnya’ itu membuat sekolah di rumah kak sivia untuk anak anak yang gak mampu di sekitar wilayah rumahnya.

“dengan senang hati, asal sang pahlawan ksatria pedang itu tidak kecewa bahwa anda membawa putri cantik yang satu ini.” jawabku sambil tertawa diikuti oleh kak sivia dan mengambil salah satu buah apel yang terletak di meja makan.

“aku pergi dulu yak, kak? See you!”

“gak sarapan dulu, fy.”

“gak kak, udah hampir telat.”

Setengah berlari kecil kecil, sambil memakan apelnya, akhirnya tiba juga di ruang tamu dimana sudah ada sang pangeran dan sang pahlawan ksatria itu, terlihat emang sedang berdiplomatik entah apa itu. Mungkin hal hal yang menurutnya kocak atau lucu, sebab mereka sedang tertawa terbahak bahak sekarang.

Sang pangeran yang mengetahui kehadiranku ini langsung menghentikan tawanya lalu senyum dibibirnya merekah. Sang pahlawan ksatria itu pun langsung menoleh kearahku setelah melihat sang pangeran tersebut.

“ceilaah, pantes, udah ada putrinya disini. Pangeran udah kasih makan kudanya belum? Udah jam segini, nanti telat ke kastil kerajaan.” Kata kak gabriel sambil mengarah ke sang pangeran tersebut

“duh sejak kapan rumah ini penuh dengan negeri dongeng? Tadi kak via sekarang kak gabriel, jangan sampai kamu juga vin!” respondku menganalisis pagi ini dengan sentuhan negeri dongeng sang pangeran, putri, ksatria, permaisuri, sampai kuda kerajaan pun dibawa bawa pagi ini.

“eits dah tenang ajah tuan putri, saya akan senantiasa mengikuti apa kata kata dari tuan putri.” Ucap alvin diiringi tawa gabriel serta alvin itu sendiri.

“aaah bisa gila ini.”

“ya udah fy, buru yuk! Nanti telat benaran lagi. Kak iel pamit dulu yaak.”

“ya udah hati hati naik kudanya, jagain tuan putri juga. Wkwkwkwk.”

***

Entah kenapa pagi ini jadi terasa negeri dongeng, cukup menghibur. Tapi teringat adegan demi adegan mimpi buruk itu kenapa semakin ada yang bakal terjadi? Aku geleng geleng kepala ‘gak mungkin ini cuman mimpi buruk seperti waktu itu’

Alvin yang melihatku dari kaca spion motornya pun bertanya “hey, ada apa? Dari tadi kayak mikirin sesuatu.” Tanyanya selagi berhenti disalah satu lampu merah yang 500 meter di depannya sudah dipastikan sampai tujuan tepat waktu.

“eh, gak ada apa apa kok vin.” Jawabku, alvin menyipitkan matanya mendengar jawabanku, aku bisa melihatnya dari spion motor.

“ya udah, aku Cuma bisa pasrah deh kalau kamu udah kayak gini, gak mau maksa juga, tapi kalau ada yang mau diomongin silakan!.” Ucapnya, lampu hijau pun menyala, alvin langsung menjalankan motornya, sebelumnya dia melihatku menganggukan kepala sambil tersenyum seperti biasa.

***

Setelah sampai di depan kelas, tiba tiba pintu kelas terbuka keras dari dalam, aku hampir saja jatuh, siapa gerangan yang membuka pintu keras keras? Huft kesal rasanya. Eits Rio? Ngapain dia? Sepertinya buru buru banget. Biarlah, tapi sesuatu perasaan gak enak melayang lagi di otak, entah kenapa setelah mimpi ‘itu’ banyak sekali perasaan atau firasat yang gak enak bakal terjadi.

Sesampai didalam kelas, tepatnya di tempat dudukku, teman sebangku-ku ini terlihat seperti sedikit kesal. Dia sedang memainkan i-pad nya. Mungkin sedang browsing.

“woy, kenapa lu cemberut gitu?” aku memberanikan bertanya padanya, gak tau ini waktu yang tepat atau gimana. Tapi biarlah udah keceplosan ngomong.

“ya elaah fy, lu kira enak di tinggalin tiba tiba gitu? Hahaha, tapi gak apa apalah, katanya ada yang penting gitu.” Ucapnya seseorang yang ditinggal pergi rio tadi. Shilla. Yak dialah teman sebangkuku sekarang di kelas 12 ini.

“hah apaan?”

“hmm katanya sih ada anak baru tapi biasa dari SMA gak baik gitu deh, si rio selaku jadi pimpinan kelas 12 angkatan kita harus tampang muka dulu di depan tuh anak baru.”

“hahaha ada ada ajah si rio, hmm cewek cowok??”

“cowok, katanya dia terkenal di SMA asalnya itu, sebagai anak badung, nakal, etc deh.

“kok mau ajah sih SMA kita nerima murid gituan di sini ckck.”

“katanya sih bokapnya penanam modal terbesar disini. Jadi ya gitu deh, tau sendirilah.”

Hahaha hanya karena orangtua nya penanam modal terbesar?? Ck betapa memalukan dunia jaman sekarang. Lebih mementingkan harta.

Bel masuk pun berbunyi
*tet tet teeeet tet tet teeeet tet teeeeeeeet tooooong*


Anak anak di kelas langsung siap siaga dan menuju mejanya masing masing. Dan langsung menatap ke depan ketika pintu kelas terbuka.

“lah kenapa pada diaam?” ucap laki laki itu

“ya elaaaaaaah lu yo? Gw kira pak joe, arrrggh udah kalang kabut ajah tadi.” Teriak seseorang di tempat duduk paling belakang dan dilanjutin ketawa mereka semua.

“HEHEEEM.”

“eh Pak Joe.” Ucap Rio yang masih berada di depan pintu, dia langsung bercium tangan dan langsung sprint ke mejanya.

“PAGI PAK JOEEEEE.” Ucap serentak seisi kelas

“pagi.”

Huh siaal aku lupa jam pertama ini emang pelajarannya Pak Joe. Hmm padahal mau tidur pas pelajaran karena masih mengantuk serta keterlambatan bangunnya tadi pagi, alhasil sepertinya tidak bisa. (jangan di contoh)

“oh iya anak anak bapak hampir lupa, hari ini kedatangan anak baru……” ucap Pak Joe sewaktu teringat “….. AYO KAMU YANG DI LUAR MASUK!” panggil Pak Joe

“hey shill, mungkin yang tadi Rio maksud itu ini lagi. Wah kacau nih.” Ucapku bisik ke shilla, mungkin juga terdengar sampai ke meja belakang. Meja Rio.

“Bener Yo?” tanya Shilla

“hah? Mana aku tau shill, bukan gw yang ngurus kelas anak baru. Tanya kepala sekolah sono.”

Anak baru itu masuk dengan perlahan ke dalam kelas, selagi akan ke arah Pak Joe berada, ia melihat ke semua arah di kelas. Seperti akan menyelidiki kelas barunya yang akan ia hinggapi selama kurang dari setahun.

“hmm lumayan nih, bisa buat contekan.” Bisik seseorang

“huaa keren juga gayanya.” Bisik salah satu anak perempuan

“wah ini sih selera gw banget.”

“blaa bla bla bla…”

“bla bla bla.”

Semua menjadi saling bisik membisik mengomentari anak baru ini, tiba tiba aku teringat sesuatu, anak ini……

“yo anak yang kamu maksud tadi ini?” tanya shilla.

“bukan, sayaaang.”

“Nah ayo kamu, perkenalkan dirimu!”

Anak itu tersenyum ramah ke Pak Joe, anak ini.. yak gak salah lagi, diaa… tapi …tunggu…. apa maksud dari semua ini? makin lama semakin gak tidak mengerti jalan alurnya.

“selamat pagi semua, perkenalkan…..” ucap anak laki laki itu

“nama saya …………”

To be Continue


******


Hey, gimana?? part 1 nya? aneh kan? sampai nge-dongeng segala begitu hahaha pasti aneh dan tidak bagus bukan hihi
siapa yang anak baru itu?? ada apa dengan anak itu?

Bila ada masukan atau kritik dan saran kalian bisa kasih comment di sini, atau bisa via twitter @exewriyan dan via facebook kaitokid94@yahoo.co.id

2 comments:

  1. apakah saya jadi orang pertama lagi yg comment?? ._.

    hmm... terus terang agak bingung. Mungkin efek udah agak menguap cerita sekuel awalnya kali yaa. Ntar setelah ujian kudu kubaca lagi dari episode awal. Harus!!! hehehehehe

    ReplyDelete
  2. hahaha iya... anda pertama lagi ^^ selamat hihi
    bingung? haah saya ajah juga bingung hihi
    siiip bacanya dipahami yaak (?) hihihi

    ReplyDelete