Sunday 12 December 2010

The Signs of Dream (Part 1)

Part 1 : Beginning of sign

“Alviiiin”

Aku bangun dan terduduk di tempat tidur dengan sekujur tubuh yang bisa dibilang basah kuyup seperti ‘kehujanan saat pulang ke rumah.’ Napasku bisa dibilang mirip saat dikejar setan muka rata, dan detak jantungku seperti habis menaiki atraksi berbahaya yang berada di ancol itu, entah apa namanya itu, lupa. Nama atraksinya sih mirip seperti judul lagunya ‘Muse.’

Apa yang terjadi? Mimpikah tadi? Huft, kenapa mimpi buruk? Yang ini seperti benar benar terlihat nyata, ada firasat aneh yang menggerogoti perasaanku kali ini. tapi semoga saja tidak akan terjadi hal yang buruk. Sama seperti waktu itu.
Jam berapa ini? pikirku sambil melihat sekilas jam dinding yang berada di belakang tepat di atas kepala tempat tidur.

Sunday 5 December 2010

Old Friend is My First Love

Bel pertama berdering ‘ting tong teng ting tong teng teng’ anak anak,tepatnya pelajar SMA Nusa Permata Biru terburu buru untuk masuk kelas, ada yang lari lari kecil, ada yang buru buru meletakkan motornya di parkir dan langsung lari sekencang mungkin karena jam pertama gurunya anti namanya telat, ada juga yang dengan santai nya jalan dan masih sempat untuk ke toilet untuk hanya sekedar membasahkan muka, ada juga yang bersiap siap ganti pakaian olahraga karena jam pertama pelajaran olahraga, adapula yang masih menunggu teman mereka datang di lobby sekolah. Pintu gerbang sekolah pun sudah di tutup oleh satpam yang bisa dibilang tampang galak, gimana gak galak, muka serem, tinggi badan melebihi tinggi badan kepala sekolah, badan kekar, ada sedikit tato di dadanya kalau sedang memakai kaos dalaman putih bila hari sudah siang dan panas. Anak anak pun biasa menanyakan dalam hatinya ‘ini satpam atau preman pasar rebo yah?’ tetapi anak anak itupun masa bodoh dengan pertanyaan tersebut, bukannya itu bagus kalau sekolah mereka terdapat satpam yang bisa diandalkan untuk menjaga keamanan.

The Signs of Dream (Sinopsis + Prolog)

Sinopsis :

Taukah anda seringkali bila seseorang bermimpi itu menandakan sesuatu akan terjadi? Misal, kita setiap malam memimpikan seseorang yang kita sayangi, tiba tiba suatu hari orang yang kita sayangi itu menghilang dari dunia ini atau saat kita setiap malam memimpikan diri kita sendiri dalam kesusahan, suatu hari nanti kita akan mengalami kesusahan tersebut. Tapi kita tidak tau itu akan bakal terjadi atau hanya dalam mimpi saja, tidak dibawa ke kenyataan. Dan kita tidak tau itu kapan akan terjadi. Tanda tanda dari mimpi terkadang sering terjadi dalam kehidupan.
Hal ini mungkin hampir sama dengan de javu tetapi hanya sesaat lalu tiba tiba bencana atau berkah akan datang suatu hari nanti yang ditandai oleh mimpi mimpi kita. Setiap mimpi kita mempunyai makna tersendiri, terkadang semua itu akan menjadi kenyataan di dalam alam sadar kita.

Dream en Reve or Realite (Special Part)

Kisah Gabriel si master of gombal

Terlihat sesosok laki laki sedang berjalan menyusuri koridor kampus, menuju tempat parkir kampus. Laki laki itu sedang mengutak atik iPod miliknya sambil berjalan, mencari lagu yang pas untuknya sore itu. lalu dia menemukan lagu favoritnya, sudah lama sekali dia tidak mendengarnya Time is running out – muse lalu dia langsung memutar lagu tersebut, memasukkan kedua earphone di lubang telinganya.

Laki laki itu pun ikut bernyanyi mendengarnya, pas bagian reff tiba tiba dia langsung bergaya seperti matthew bellamy memainkan gitar khasnya itu. tas ranselnya yang tidak terlalu berat pun menjadi bahan untuk dijadikan gitar bohong bohongan.

I know it I feel it

Datanglah seorang anak laki laki berumur sekitar 6-8 tahun di hadapan seseorang, laki laki itu menghampiri seseorang perempuan cilik yang sedang bermain di depan rumah laki laki itu sendiri. Laki laki itu bingung kenapa di depan rumahnya?? Kenapa dia main sendirian?? Akhirnya laki laki itu menyuarakan diri kepada perempuan yang tadi masih main pasir bangunan di depan rumah laki laki tersebut.

“hai, namamu siapa?? Kok main sendirian??” tanya si anak laki laki tersebut, perempuan cilik yang hampir bisa di bilang sebaya di mata laki laki ini pun terkejut karena laki laki ini menghampirinya dan menanyakan tentang nama dirinya.

“aku sivia, salam kenal. Namamu siapa??” jawab si perempuan cilik, hmm bukan cilik sih karena perempuan ini hampir sama umurnya dengan si anak laki laki yang ada di hadapan perempuan yang bernama sivia ini.

Dream en Reve or Realite (Part 7 The Last Part)

Part 7 : Mimpi Indah di dalam Kenyataan

Tiba tiba aku merasakan ada yang menepuk nepuk kepala ku beberapa kali.

“hoi hoi hoi, kamu kenapa?” tanya seseorang dengan nada cemas, tunggu! Suara itu!! aku mendongak ke atas, ALVIN??

Tanpa kemauanku sendiri, tubuhku bergerak, berdiri , lalu memeluknya. Refleks. Sepertinya dia kaget tiba tiba aku memeluknya sambil menangis, terasa dari usapan tanggannya di punggungku. Akupun bingung kenapa bisa tiba tiba melakukan hal itu. Tiba tiba aku sadar atas sudah memeluknya, perlahan lahan aku melepaskan pelukanku.

“udah tenang??” tanyanya, aku membalasnya dengan menganggukan kepala.

“Kamu tuh kemana vin? Hah? Kemana??” tanyaku rada emosi

“aku tuh udah nyariin kamu dari rumahmu, rumah anak anak osis, rumah anak anak eksul sepakbolanya, rumah ozy, tempat latihan kamu, tempat lapangan futsal, sampai ke lapangan sepak bola segala. Aku nyariin kamu udah 2 hari tau?” ucapku dengan emosi, gak tau kenapa. Tiba tiba saja emosiku meluap begitu saja melihat dia di hadapanku sekarang.

Dream en Reve or Realite (Part 6)

Part 6 : Only Nightmare, but……

“AALVIIN”

Pandanganku sekarang berada di kamar rawat, ku melihat kanan dan kiri ku, nafasku ngos ngosan seperti habis marathon atau mengelilingi bunderan HI 5 kali. Tubuhku basah oleh keringat. Aku memegang dahiku, pening rasanya.

“apa yg tadi hanya mimpi buruk” gumamku pelan.

Hmm mimpi buruk?? Itu seperti kenyataan, bukan mimpi. Tapi, kalau ini mimpi semua akan baik baik ajah kan? Yak semua akan baik baik saja.
Sekarang apa? Aku jadi bersalah sama alvin, gimana yak? Apa dia maafin aku yak?? Aku udah kasar banget sama dia.

Aku melihat ke kiri, pak saleh gak ada, kemana beliau? Apa kakinya sudah benar benar sembuh? Sekarang jam berapa?? Aku melihat ke kanan atas, jam 7:15. Ku lihat ke jendela, pagi. Tinggal beberapa jam lagi aku di jemput kak gabriel pulang. Yak hari ini aku udah di ijinin pulang oleh dokter.

Apa pak saleh lagi ngurusin administrasi yak? Hmm mungkin juga, ya udah deh aku packing packing dulu habis itu mandi.

Saturday 4 December 2010

Dream en Reve or Realite (Part 5)

Part 5 : Souvenirs d'Alvin

Aku membuka mata, aku berharap mataku tidak bengkak. Aku menangis terus sampai ketiduran dan di sebabkan olehnya. Aku pun berharap semua ini bukanlah kenyataan.

Eh ini dimana? Ini bukan di kamar inap rumah sakit, ini seperti di suatu padang ilalang, dan aku tau ini aku ingat ini dimana. Tapi kenapa aku di sini?? Aku menangkap dua anak bocah yang sedang berada di sekitar situ. Siapa mereka??

“IFFY tunggu! Kamu jangan lari yak!? Sini balikin topi nya!” teriak salah satu diantara mereka, dan dia itu anak laki laki. Tunggu sebentar! Siapa yang tadi ia panggil?? IFY ?? itu aku??

Dream en Reve or Realite (Part 4)

Part 4 : That dream come be realite.

Aku membuka mataku, ‘ini dimana??’ tanyaku pada diri sendiri, ku lihat langit langit putih, ku alihkan pandanganku ke kanan dan ke kiri, ‘putih’. Semua yang terlihat serba putih, ini dimana? Aku belum menyadari tempat ini tetapi aku melihat ke kiri disana ada jendela ke arah seperti taman kecil. Ku lihat ke kanan hanya ada se lembar kain putih yang mengantung seperti pembatas. Ku lihat langit langit terdapat sebuah televisi kecil di sudut langit langit yang sedang tidak menyala. Ku tegakkan tubuhku dan bersandar di bantal yang telah ku tegakkan ke atas. Aku melihat seorang laki-laki yang sedang tidur di sofa. ‘kenapa dia disini?’ tanyaku heran. Saat ku mencium bau yang sepertinya alkohol aku mulai sadar ini ada di kamar inap rumah sakit.

Saat kusadari, terdengar seperti pasien sebelah memanggil namaku, aku gak tau siapa karena sehelai kain yang mengantung dan membentang dari kepala tempat tidur hingga kakinya.

Friday 3 December 2010

Dream en Reve or Realite (Part 3)

Part 3 : I’m still in realite, but… can I dream now?

Lagi lagi nada nada fur elise terdengar, itu artinya aku harus membuka mata, mencari sumber suara, dan mematikan suara tersebut. Kemana yah, kok gak ada?? Owh ternyata jatuh, ku ambil ponselku lalu kumatikan alarmku. Aduh masih ngantuk nih, gimana yah? Pengen di lanjutin lagi nih tidurnya, tapi.

Jam berapa sekarang? Jam setengah empat??? Wah tidurku lumayan lama juga, udah 2 jam setengah. Owh iya, aku harus buru buru nih, aku siap siap mandi dulu deh. Hari ini kan buka puasa bersama bareng anak anak OSIS, mungkin bakal ada banyak anak anak paduan suara juga. Yak eksul paduan suara emang sangat erat hubungannya dengan OSIS, secara banyak anak OSIS yang ikut ekskul paduan suara. Yah seperti aku, acha, angel, debo, Osis tahun lalu ada kak rahmi, kak cakka, obiet, shilla, dan masih banyak yang lainnya.

Aku baru selesai mandi, hmm sekarang milih milih pakaian buat ke acara buka puasa bersama tersebut. Hmm apa yah, I want really wear a simple dress. Hmm kaos putih + jeans biru it’s really really simple. Ini ajah deh.

Dream en Reve or Realite (Part 2)

Part 2 : Wake up from dream but……

Aku membuka mataku, ku mencari cari sumber bunyi yang dari tadi sudah berdering dering itu, fur elise, yak itu yang sedang berdering saat ini. Aku mencarinya dan yak ketemu sudah, ku matikan alarm ponselku. Aku merilekskan badanku sebentar dengan merentangkan tangan ke atas, lalu aku baru mulai berpikir. ‘Dimana aku’ tanyaku dalam hati, ku lihat sekeliling, terdapat meja belajar di pojok kanan ruangan, depanku maksudku depan tempat tidur ini terdapat tv 21 inch, di kiri ruangan terdapat lemari, tepatnya lemari pakaian. Yak ini kamarku, aku ternyata sedang di kamarku, kamarku bisa dibilang lumayan besar tapi.

“huft… untung itu tadi mimpi.” Ucapku sehabis mengingat ingat peristiwa apa tadi di dalam mimpinya. Yak itu hanya mimpi, untung saja. Tapi aku merasa ada yang, aneh, entah apa tapi biarlah. Ingat yang tadi itu hanya mimpi, lihat saja aku baru saja terbangun dari tidurku, sepertinya aku pernah mengucapkan hal yang sama. Dimana ? kapan ? hmm entahlah.

Ini hari apa yah? Hmm, owh iya hari senin, aku baru ingat aku baru pulang dari rumah sakit kemaren malam. Yak kecelakaan itu emang tidak membuatku luka berat, hanya luka ringan yang dapat di obati 2-3 hari saja. Aku siap siap mandi, mengambil handuk lalu beranjak pergi ke kamar mandi yang menjadi satu dengan kamarku.

Aku keluar kamar mandi dengan tampang segar, akhirnya dapat mandi air hangat juga. Sudah 3 hari aku tidak mandi, jorok. Lalu aku memakai seragam yang sudah di siapkan, atasan putih dan bawahannya putih juga. Huft akhirnya selesai sudah tinggal memeriksa buku lalu sarapan.

Dream en Reve or Realite (Part 1)

Part 1: The beginning of dream.

“hey fy udah sadar? Gimana tidurnya? Nyenyak?” tanya laki laki itu

Aku melihatnya, dia sepertinya kelelahan, kenapa?? Apa karena menjagaku tadi malam? Dia berdiri lalu menghampiri ke sisi tempat tidur. Aku melihat wajah yang rada pucat, entah itu akibat dari warna kulitnya yang putih atau dia sangat kelelahan, entahlah. Dia duduk di kursi kecil di sisi tempat tidur.

“gimana?? Udah agak enakan??” tanya anak itu, aku masih menatapnya, yups dia sangat kelelahan entah itu di karenakan apa. Tetapi matanya itu sangat berat untuk di buka lebar atau memang matanya begitu sipit, entahlah. Tapi sepertinya dari wajahnya yang begitu kelihatan seperti mencangkul sawah dan efek dari bergadang sepertinya laki laki ini sangat sangat kelelahan.

“yah lumayan lah vin, tapi rada pusing nih, eh iya gw disini kenapa?” aku bener bener masih tidak dapat menemukan ingatanku kenapa aku berada di rumah sakit.

Dream en Reve or Realite (Sinopsis + Prolog)

Sinopsis :

Apakah kita sekarang ada di dalam kehidupan yang nyata?? Atau saja kita sedang berada dalam kehidupan mimpi?? Anda sering kali bertanya, “apakah ini mimpi?” bila ada peristiwa peristiwa senang ataupun duka. Bila anda dalam peristiwa senang pasti anda ingin sekali berada dalam keadaan itu walau itu mimpi, tetapi sebaliknya bila sedang berduka pasti anda berpikir ini mimpi buruk dan ingin cepat sekali terbangun dan saat itu semua akan baik baik saja.

Itu sudah wajar, tapi ada yang tidak wajar… ini hanya segelintir orang yang merasakan ketidakwajaran tersebut, dengan kebingungan apakah ini kenyataan atau mimpi. Orang itu tidak merasakan kalau yang dia alami itu kenyataan ataupun mimpi, mau itu mimpi buruk ataupun mimpi indah. Tapi bagaimana saat dia terbangun? Apakah dia tersadar atas semua itu? Tidur itu hanya beberapa jam dalam sehari, jadi dia akan terbangun pada saat dia di bangunkan atau bangun sendiri. Tapi bagaimana kalau mimpi itu jadi kenyataan juga, setelah terbangun orang tersebut mengalami hal yang sama dalam mimpinya walau tidak semua kejadian? Jadi apa yang akan terjadi di dalam kenyataan? Mimpi Indah atau Mimpi Buruk?

Prolog :

Aku membuka mataku, ‘ini dimana??’ tanyaku pada diri sendiri, ku lihat langit langit putih, ku alihkan pandanganku ke kanan dan ke kiri, ‘putih’. Semua yang terlihat serba putih, ini dimana? Aku belum menyadari tempat ini tetapi aku melihat ke kiri disana ada jendela ke arah seperti taman kecil. Ku lihat ke kanan hanya ada se lembar kain putih yang mengantung seperti pembatas. Ku lihat langit langit terdapat sebuah televisi kecil di sudut langit langit yang sedang tidak menyala. Ku tegakkan tubuhku dan bersandar di bantal yang telah ku tegakkan ke atas. Aku melihat seorang laki-laki yang sedang tidur di sofa. ‘kenapa dia disini?’ tanyaku heran. Saat ku mencium bau yang sepertinya alkohol aku mulai sadar ini ada di kamar inap rumah sakit.

Saat kusadari, terdengar seperti pasien sebelah memanggil namaku, aku gak tau siapa karena sehelai kain yang mengantung dan membentang dari kepala tempat tidur hingga kakinya.

“non ify? Non ify udah bangun?” suara seorang pria dewasa memanggilku, dia sepertinya masih dalam keadaan berbaring dan menghadap ke bilik tempat tidurku karena terlihat olehnya bayangan dari kain putih yang membentang dan memisahkan tempat tidurku dan dia.

“alhamdulillah.. non ify udah sadar, non ify baik baik ajah kan? Jangan banyak gerak dulu!” kata pria itu, aku mengenali suara itu.. dia Pak Saleh, supirku. Kenapa beliau ada di sini, aku masih berpikir keras menggali ingatanku.

“iya pak, hanya sedikit pusing.” Jawabku singkat dan padat. Aku tau pak saleh sepertinya gak bisa bergerak, makanya beliau tidak menarik kain putih yang mengantung itu ke samping maupun dia beranjak jalan dan menghampiri tempat tidurku. Tapi kenapa demikian? Aku masih tetap berusaha menggali ingatanku? Sepertinya aku sudah tertidur lama sekali hingga ingatkan ku susah kembali di ingat.

“non ify jangan banyak mikir dulu, non! Jangan dulu kebanyakkan mikir dan gerak, kondisi non masih lemah non.” Sahutnya entah mengapa beliau dapat membaca apa yang sedang ku lakukan saat ini, tiba tiba laki laki yang sedang tidur di sofa itu menggeliat, sepertinya dia akan segera bangun. Dan benar matanya perlahan lahan terbuka, dan dia segera duduk sambil mengucek ngucek matanya. Saat dia melihatku, dia tersenyum.
"hey fy udah sadar? Gimana tidurnya? Nyenyak??" tanya laki laki itu

Tuesday 30 November 2010

Love en France (FULL DOWNLOAD)

Hello guys, gimana kabarnya?? baik?? saya harap begitu.
Nah bagi teman teman yang udah nunggu cerita Love en France di blog ini
atau bagi teman teman ICL yang sudah baca dan ingin baca lagi karena susah mencari ceritanya
atau mungkin teman teman yang belum tau dan ingin tau
serta yang tidak ingin tau

teman teman bisa download di sini......

http://www.4shared.com/document/t5lhLe-c/LOVE_EN_FRANCE_1-17.html

FULL PART 1 - 17
jadi teman teman yang sudah baca di blog ini sampai 5 bisa di download ajah..
serta teman teman ICL yang ingin baca lagi....

Sekian dari saya
makasih atas perhatiannya

Au-revoir
Merci

Riyan Raditya


Saturday 27 November 2010

Hilang Arah

Matahari
Hari ini aku tak melihatmu
Kemana dirimu pergi?
Mengumpatkah kau di balik gumpalan hitam itu.
Aku hanya ingin berbicara padamu

Apa kau melihat semua yang terjadi?
Yang terjadi di dunia ini
Aku prihatin
Prihatin melihat kenyataan ini
Aku berharap ini semua mimpi

Padahal aku percaya pada tuhan
Aku bisa saja berdoa kepada-NYA
Berdoa atas apa yang terjadi di dunia

Tapi aku tidak
Aku berpaling dan mengadu padamu sekarang
Mungkin aku sudah gila sekarang
Gila karena dunia ini yang sudah hampir rusak


created by : Riyan Raditya

Saturday 13 November 2010

Sedih Bila Dia Pergi

Terkadang perpisahan itu menyedihkan, apalagi bila perpisahan terhadap orang yang sangat sangat dicintainya. Entah itu perpisahan untuk jangka pendek, jangka panjang ataupun selamanya.

Sedih Bila Dia Pergi

Seorang gadis bernama Tanny terbangun dari tidurnya, entah mengapa dia menjadi otomatis terbangun dari tidur, biasanya ia sering dibangunkan. Herannya lagi ia terbangun bukan di saat yang tepat untuk bangun tidur, ia terbangun tengah malam tepat pukul 00:10 WIB

Dengan wajah yang masih sangat sangat amburadul layaknya bangun tidur, dia segera melekas mengambil kacamatanya dan memakainya. Lalu kemudian ia mencari cari ponselnya dan memeriksanya.

Love en France (Part 5)

*Part 5* Surat dan Senyuman


Acha membuka perlahan lahan surat tersebut, dia mengambil gunting yang berada di meja belajarnya dan mengunting ujung surat tersebut supaya surat itu terbuka rapi. Acha mengambil selembar kertas yang terdapat di dalam surat itu, dan membacanya dari awal hingga akhir.


Dear Acha..

Entah mengapa setiap melihat senyummu aku selalu ingin melihat itu selamanya

Entah mengapa setiap melihat matamu aku selalu ingin menatap mata itu

Entah mengapa setiap melihat wajahmu aku selalu ingin tersenyum melihatnya

Entah mengapa perasaan itu menjadi seperti racun seakan akan perasaan itu tumbuh berkelipatan

Acha, mau kah kamu menjadi sepasang merpati putih yang terus berada di atas eiffel tower denganku??

Love en France (Part 4)

*Part 4* Perjalanan Pulang

"OZY!" panggil perempuan itu

"Loh Kak Ify, bukannya baru besok mau kesini?? kok udah nyampai??" tanya ozy heran


"kata mama suruh percepat ajah biar ngurus di sininya cepat juga." jawab Ify yang sebagai kakaknya Ozy


"owh gitu, owh iya ini aku kenalin temen temen ozy, yang ini kak septian."


"Septian." "Ify"


"yang itu..." ozy ingin mengasih tau tapi udah di potong oleh ify


"Sivia kan?? hey masih inget aku gak?? wah udah 4 tahun loh sejak kamu pindah ke surabaya."


"ya ampun aku sampai lupa IFY yah, ya ampun bener ini kamu Ify, ckck gak nyangka bisa ketemu disini."


Ozy, Septian, dan Rio pun bingung entah mengapa mereka berdua sudah saling kenal, Mereka berdua menjelaskan tetapi hanya Rio yang tidak bisa ngomong apa apa.

Friday 12 November 2010

Love en France (Part 3)

*Part 3* Perempuan itu....


"Eh kamu kan Sivia bukan??" ucap perempuan yang baru datang itu
"loh Shilla?? kok bisa..??" Sivia pun heran
"eh bener nih Sivia?? kamu kenapa di sini??" tanya Shilla heran
"iya Shill ini aku Via!! aku sekolah di sini sekarang, jadi kamu di sini juga Shill??" Sivia tanya balik dengan heran
"hah?? kamu sekolah di sini vii?? pindah?? kok tante sama om gak kasih kabar?? kamu juga vii gak pernah kasih kabar juga.."
"iya shill aku pindah... papa dapat kerja di Perancis shill, mama papa sibuk jadi lupa kasih kabar ke om sama tante." jawab Sivia

Love en France (Part 2)

*Part 2* Nice to Meet You

"Hello guys!! My name is Sivia Azizah I'm from Indonesia, I went to school here because my parents get a job in france" *artinya??* ( nama saya sivia azizah saya berasal dari indonesia saya bersekolah di sini karena orang tua saya mendapat kerja di perancis ) Rio saat itu sangatlah kaget ternyata siswi baru itu adalah Sivia, sahabat baik Rio saat mereka di kelas 4 sampai SMP pun mereka satu sekolah + satu kelas juga. Rio dan Sivia sangatlah akrab sebagai sahabat mungkin bisa dibilang sahabat sejati. Tetapi saat di kelas 8 sivia pun pindah sekolah ke luar kota jakarta karena bapaknya mendapat kerja di surabaya. Tapi Rio sangatlah kaget kenapa Sivia bisa bersekolah di Paris ini.

Sunday 7 November 2010

Love en France (Part 1)

Part 1 : Siswi Baru??


'kring kring kring kring' Bunyi jam weker menunjukkan jam 06.00 waktu setempat. Seorang pemuda pun terbangun dan mematikan alarm jam weker tersebut. Pemuda itu membuka jendela kamarnya mengatakan sebuah kalimat pendek "Paris Bonjour" sambil melihat menara yang menjulang tinggi dan yang sangat terkenal di dunia. (yups itu menara eiffel) ya anda benar ini adalah Perancis dengan ibukotanya Paris. Pemuda ini tinggal di kontrakan di sekitar menara eiffel tersebut, sehingga dari kamarnya sangat terlihat jelas puncak menara tersebut.

Welcome to ExeWordStory

Selamat datang di ExeWordStory. A new Blog and special for my readers.

Disini akan banyak sekali tulisan tulisan saya mungkin dari puisi, cerpen, cerbung, fanfiction, kata kata bijak, dan sebagai sebagainya.

Selamat membaca dan selamat menikmati. Semoga bisa berguna.

Salam hangat dari Riyan,
Au revoir