Saturday 4 December 2010

Dream en Reve or Realite (Part 5)

Part 5 : Souvenirs d'Alvin

Aku membuka mata, aku berharap mataku tidak bengkak. Aku menangis terus sampai ketiduran dan di sebabkan olehnya. Aku pun berharap semua ini bukanlah kenyataan.

Eh ini dimana? Ini bukan di kamar inap rumah sakit, ini seperti di suatu padang ilalang, dan aku tau ini aku ingat ini dimana. Tapi kenapa aku di sini?? Aku menangkap dua anak bocah yang sedang berada di sekitar situ. Siapa mereka??

“IFFY tunggu! Kamu jangan lari yak!? Sini balikin topi nya!” teriak salah satu diantara mereka, dan dia itu anak laki laki. Tunggu sebentar! Siapa yang tadi ia panggil?? IFY ?? itu aku??

“sini kejar aku alvin! Huahaha aku tau kamu tuh gak bisa lari cepat.” Jawab anak itu yang tadi di panggil ify. Eh alvin?? Hmm tunggu tunggu… INI KAN….! Aku ingat ini, aku waktu itu kejar kejaran sama alvin disini saat liburan setelah aku naik kelas 2 SD. Apa yg terjadi?? Kok aku bisa ada di sini? Di masa laluku?? Apa ini seperti perjalanan masa lalu di alam mimpi?? Apa aku masih tertidur??

***


“IFFY tunggu! Kamu jangan lari yak!? Sini balikin topi nya!” teriak anak laki laki yg bernama alvin yg berumur kurang lebih 6-7 tahun itu. dia sedang mengejar temannya ify yang sedang menggambil topi darinya.

“Sini kejar aku alvin! Huaahahah aku tau kamu tuh gak bisa lari cepat.” Jawab ify, anak itu sedang berlari menuju padang ilalang. Sore itu langit hitam entah kenapa, sepertinya bakal datang hujan sore itu, sangat jarang sekali hal ini terjadi.

“IFY, JANGAN KE SITU! MAU HUJAN NIH KAYAKNYA!” alvin berteriak keras, dia tidak dapat mengejar ify, tapi ify tetap masuk kedalam padang ilalang itu. terpaksa alvin melanjutkan menangkapnya. Ada perasaan tidak enak muncul di benak alvin, di tambah cuaca yg sebentar lagi akan terjadi hujan deras sekali, itu menambah alvin cemas.

Alvin memasuki padang ilalang tersebut, matanya susah menangkap sesuatu saat ini. Ilalang ilalang itu menghadang pandangannya, dia mencari ify dengan gelisah dan cemas. ‘Kemana anak itu, khawatir kenapa kenapa nih, udah cuaca mau hujan deras gini’ batinnya

“IFFY, IFFY AYOK BALIK! MAU HUJAN DERAS NIH, KAMU DIMANA SIH FY.” Alvin berteriak sambil tetap berjalan, celingak celinguk mencari ify.

“Alvin alvin aku di sini.” Suara?? Tapi terlalu lemah dan sangat pelan sekali, tapi masih bisa terdengar oleh alvin. Berarti ify berada di dekatnya kali ini.

“kamu dimana fy!”

Aku langsung menangkap sosok seseorang di balik ilalang ilalang ini, mungkinkah itu ify.

“IFY! Kenapa kamu, kok nangis?? Hey hey ada apa.” Ucap alvin dengan perasaan cemas.

“kaki ku vin, kaki ku.”

“ya ampun ify, ini terkilir. Kamu dibilang jangan lari larian tadi kan. Pasti jatuh deh tadi?”

“aaaargh, pelan pelan vin!”

“ya udah nanti di pijit sama kakekmu ajah, kakekmu kan jago kalau kayak beginian.”

Tik tik tik tik. Bunyi hujan, semakin lama irama nya semakin cepat, pertanda akan hujan lebat.

“vin hujan!” ucap ify dengan cemas, ia takut kalau akan basah kuyup. Tapi gimana lagi di sekitar situ gak ada tempat berteduh.

“pakai topi nya! Ini jaket, kamu pakai ajah! Biar gak terlalu basah.”

“eh terus kita mau kemana?”

“pulang! Di sini gak ada tempat berteduh kan. Ayo naik! Kita harus cepat cepat sebelum tambah deras lagi.” Dia langsung berjongkok membelakangi ify, ia ingin mengendong ify, tidak mungkin kan ify yang sedang terkilir itu berjalan cepat untuk mencapai rumah.

“eh tapi vin, kamu gak berat gendong aku?”

“kamu tuh kurus ify! Ringan lah hehehe, udahlah ayo cepat keburu deras nih!” ucapnya layaknya anak 2 SD itu.

Akhirnya alvin mengendong ify sampai kerumah kakeknya, mereka emang sedang berlibur di rumah kakeknya ify, ify selalu mengajak alvin kalau dia berlibur ke rumah kakeknya .

Lalu semua pemandangan berubah ubah, tetap kenangan masa lalu dan itu bersama alvin. Kenapa ini? Alvin? Ada apa dengan dia?

Dari kenangan pertama kali bertemu di TK itu, lalu setiap dia menolongku di kelas 2 waktu aku menanggis karena kucingku hilang, waktu dia mengajariku pelajaran IPA di kelas 5 itu, waktu dia menemaniku ke pasar tradisional, waktu dia menolongku ke uks saat aku terjatuh pas ujian pratek lari kelas 6, waktu dimana di membantuku mengurusi masuk SMP dan SMA, waktu dia ke rumah hanya untuk mengasih catatan pelajaran saat aku sakit, dan kenangan lainnya bersama alvin. Entah mengapa setiap aku sedang kesusahan dia yang selalu ada di sampingku. Aku Cuma berpikir itu gunanya teman yg baik dan teman yg sangat akrab sejak kecil. Yak teman, tapi aku teringat tragedi itu. aku mulai merasakannya saat melihat kenangan kenangan ini

Tiba tiba semua gelap, lalu perlahan lahan muncul bayangan bayangan hidup, aku dimana ini?? aku seperti berada di pemakaman, yak pemakaman, Pemakaman siapa? di depanku semua memakai baju serba hitam hitam, mereka sedang mengelilingi tumpukan tanah yg baru saja di tumpuk, mereka terlihat sedih, tapi aku melihat ada kepala sekolah, hah?? Kepala sekolah?? Siapa yg? Masa anak sekolah aku? Tapi siapa? aku mengingat aku tidak mempunyai kenangan seperti ini, lalu ini apa?? Apa aku lagi dalam kenyataan?? Aah tidak sepertinya ini sama seperti tadi, aku hanya melihat dan orang orang tidak melihat ku, tapi aku penasaran siapa yg ada didalam tumpukan tanah itu. tapi anehnya kalau ini sama seperti tadi kenapa aku ikut ikutan memakai baju serba hitam hitam begini.

“hey fy… kamu gak apa apakan?” ucap laki laki dari belakang, loh dia melihat ku? apa benar aku sedang dalam kenyataan? Tiba tiba perasaanku menjadi tidak enak

“heh aku?”

iya, tadi aku emang manggil kamu kan” ucap kak cakka, kenapa ada kak cakka di sini?

“fy.. kamu ikhlasin dia biar tenang dia di sana.” Ucap angel, ada angel juga, dan sepertinya sekarang aku sedang di kerumuni oleh anak anak osis yg lain. Ada apa ini? owh iya osis yak?? Mana alvin??

“heh maksud kamu apa ngel? Aku gak ngerti.” Ucapku

“kak ify, kenapa kak??” tanya acha bingung, kenapa semua menatapku sedih begini. Ada apa ini, seperti benar perasaan tidak enak ini pasti ada apa apanya.

“hey hey hey ada apa sih, sumpah aku gak ngerti.”

“kamu kenapa sih fy, kamu pura pura gak mau tau, atau kenapa sih.” Ucap debo yg hampir emosi, aku bener bener gak tau ada apa ini.

“udah debo kamu juga gak perlu emosi, mungkin ify belum bisa menerimanya.” Ucap kak cakka, heh?? Belum bisa menerima?? Maksud nya apa ini??

“aku benar benar gak ngerti sumpah, owh iya mana alvin?” tanyaku, aku dari tadi tidak melihat alvin di antara mereka mereka.

“aaaduh lu kalau belum bisa nerimanya gak usah segitunya kali fy.”
Ucap debo emosi sekarang, ada apa ini?? aku sangat sangat tidak mengerti, perasaan tidak enak langsung menusuk terus daritadi setelah aku berbicara sama mereka.

“udah deb sabar deb.”
Ourel menenangkan debo, acha dari tadi sudah mulai terisak nangis. Di sampingnya ozy sudah melihatku dengan rasa bingung. Angel, kak cakka juga demikian. Serta anak osis yg lainpun udah ada yg geleng geleng kepala saking bingungnya serta ada yg seperti acha juga.

“kamu kenapa sih fy, hilang ingatan seketika? Kamu lihat di sana…” kak cakka menunjukan jarinya, aku langsung mengikuti arahnya, makam. Makam yg sedari tadi di kerumuni orang orang itu. “…. Yg kamu cari tadi.” Ucap kak cakka lembut.

“maksud kak cakka??”

“dia sedang terbaring tenang di sana.” Ucapnya pelan, semua memandangku, ternyata perasaan tidak enak dari tadi itu….

“gak gak mungkin, ada apa dengan alvin?? Hah?? Ada apa??” tanya ku paksa menahan air mata, aku tidak menyangka.

“sepertinya nih anak emang hilang ingatan seketika, atau gila.” Ujar debo dengan nada ketus di akhir kata.

“hussh ngawur kamu deb, jangan gitu sama ify. Dia yg paling kehilangan alvin, dari TK sampai SMA. Kalau kamu kan baru dari SMP deb.” Respond angel. Emang bener debo dan alvin sangat akrab banget dari SMP.

“ify, alvin kecelakaan dan kecelakaan itu merenggut jiwanya. Saksi terakhir dia habis dari club. Sepertinya dia ‘minum’ dan mabuk. Gak salah kalau sampai kecelakaan. Tapi kecelakaan itu….” ucap kak cakka penuh pengertian.

“gak gak mungkin? Alvin gak pernah ‘minum’ aku gak pernah lihat itu, dan gak pernah dengar itu selama ini.” ucapku membantah perkataan kak cakka tadi.

“mungkin ada alasan tertentu sampai dia harus ‘minum’. Yang seperti ini sering terjadi bukan?”

Gak gak mungkin, masa gara gara itu… tidak tidak mungkin, alvin gak se pendek itu pikirannya. Aku gak percaya ini.

“ify… kamu gak apa apa?” ucap seseorang yg membuat tersadar dari lamunanku.

“eh… uhm kak gabriel…” ucapku, aku sudah terisak sedari tadi.

“ini… kayaknya alvin tau atas akan terjadinya kecelakaan itu, dia udah nitip surat buat kamu sorenya sebelum pergi yak mungkin ke club itu.” ucapnya. Aku menerima surat itu, aku membukanya dengan bergetar, aku gak sanggup menerima kenyataan ini.

Dear my ‘closest friend’, Ify

Hey, kamu gak apa apa kan?? Hmm kalau surat ini udah di tangan kamu berarti emang kamu lagi ada apa apa deh. I’m so sorry fy. It’s my feeling about this my death. Aku udah merasa rasa dari pulang bukber osis itu. maka itu aku sudah menyatakan perasaanku walau gak terbalas, hmm rio yak? Udah kamu yg tabah yak jalanin nya. Aku udah tau kok rio udah sama shilla kan? Cari yg lain! Oke? Maaf yak fy kamu pasti bersalah banget deh karena belum bisa maafin aku dan tiba tiba aku sudah tidak ada. I’m so so sorry ify. Tapi begitulah, gimana lagi. Kamu yang terima semua ini kan?? Itu harus.. aku gak mau lihat kamu sedih dari di alam sana nanti. Salam buat kak gabriel juga, maaf gak bisa ke tunangannya sama kak via. Salam sama anak anak osis yg lain, aku minta maaf sebesar besarnya, dan terima kasih atas bantuannya selama ini. owh iya aku minta tolong sama kak cakka untuk cari pengganti ku, secepatnya, dia bisa menyeleksi ketua sepakbola kan. Sampain tuh fy. Mungkin ini ajah kali fy, aku harap kamu akan baik baik saja nanti dan seterusnya.. the last three words for you

I LOVE YOU



Aku langsung meneteskan air mataku deras dan kencang, terisak sangat pedih. Aku gak bisa mempercayai semua ini. aku berdiri sambil tetap terisak lalu berjalan menuju makam yg sudah tidak di kelilingi orang lagi lalu melihat batu nisan itu ‘Alvin Jonathan Sindunata’. Aku melihatnya tak percaya. Aku gak sanggup dan gak kuat lagi mau ngapain lagi sekarang. Aku hanya bisa terisak dalam yg pedih. Air mata dari tadi deras tidak karuan.

‘AAAAAALLLLLLVVVVVIIIIIIIINNNNNNN’ teriakku sambil memeluk tumpukan tanah itu.
Semua berubah gelap tak ada apa apa setelah mengakhiri teriakanku tadi….

To be Continue

No comments:

Post a Comment