Friday 3 December 2010

Dream en Reve or Realite (Part 1)

Part 1: The beginning of dream.

“hey fy udah sadar? Gimana tidurnya? Nyenyak?” tanya laki laki itu

Aku melihatnya, dia sepertinya kelelahan, kenapa?? Apa karena menjagaku tadi malam? Dia berdiri lalu menghampiri ke sisi tempat tidur. Aku melihat wajah yang rada pucat, entah itu akibat dari warna kulitnya yang putih atau dia sangat kelelahan, entahlah. Dia duduk di kursi kecil di sisi tempat tidur.

“gimana?? Udah agak enakan??” tanya anak itu, aku masih menatapnya, yups dia sangat kelelahan entah itu di karenakan apa. Tetapi matanya itu sangat berat untuk di buka lebar atau memang matanya begitu sipit, entahlah. Tapi sepertinya dari wajahnya yang begitu kelihatan seperti mencangkul sawah dan efek dari bergadang sepertinya laki laki ini sangat sangat kelelahan.

“yah lumayan lah vin, tapi rada pusing nih, eh iya gw disini kenapa?” aku bener bener masih tidak dapat menemukan ingatanku kenapa aku berada di rumah sakit.

Alvin, yak dialah yang sedang berada di sisi tempat tidurku ini, dia sahabatku dari kecil, yak bisa dibilang kami sangat akrab dari umurku sekitar 5 tahunan. Kami bertemu di taman kanak kanak yang kami tempati, pertemuanku dengan alvin bisa di bilang memalukan. Saat itu aku lagi main di taman kecil di sekitar TK bersama teman teman kelasku, kami main ular ularan, entah kenapa ada dorongan keras dari belakang dan aku terpental cukup jauh. Saat ingin berusaha diri sambil menahan kesakitan di lutut dengan isak tangis yang khas anak anak, berdirilah anak laki laki berkulit putih dan rambutnya yang pendek, yak itulah alvin. Alvin menolongku saat teman temanku yang tadi menjailku mendorong tertawa bersama, aku memang tak suka dengannya, dari aku masuk aku di jailin terus olehnya. Dan saat itulah alvin yang menolongku, dia sangat baik denganku sejak kami bertemu hingga sekarang.

“nih minum dulu biar pusingnya hilang. Kamu gak ingat,fy, kejadian 2 hari yang lalu?” aku mengambil minuman yang berisi air mineral itu, aku meneguknya beberapa teguk, lalu ku serahkan ke alvin untuk kembalikan gelas itu ke tempatnya. Aku menggeleng gelengkan kepala sedikit untuk menjawab pertanyaan alvin tadi. Aku benar benar tidak ingat sama sekali, ada apa ini?

“udah nak alvin cerita ajah! Mungkin non ify gak ingat” kata pak saleh yang mendengar percakapan kami dari tempat tidurnya.

“2 hari yang lalu lu kecelakaan lampu lalu lintas,fy."

“apa??” aku kaget, tapi ingatan ingatan kecil itu langsung melintas di pikirannya. Aku mengingatnya sekarang, kecelakaan itu, truk itu, pak saleh, semuanya peristiwa 2 hari itu muncul begitu saja saat alvin memberitahuku.

Aku mengingat bagaimana aku waktu itu sedang melamun di dalam mobil, tiba tiba ponselku berbunyi. Tertera nama ibuku, aku mengangkat telponnya, ibu hanya berbicara singkat menanyakan sedang dimana. Waktu itu aku sedang pergi ke salah satu tempat pusat perbelanjaan besar di jakarta ini, aku ada janji menonton Street Dance bersama teman teman SMP ku. Udah 2 tahun aku tidak bertemu dengan mereka mereka, terakhir kali saat perpisahan di wilayah jawa barat. Sayang waktu itu aku tidak bertemu mereka dan dia tentunya. Truk itu menabrak mobil kami, pak saleh berusaha menghindar tapi tak bisa, semua berjalan begitu cepat, aku pun berteriak sekeras kerasnya saat itu dan berdoa dalam hati untuk keselamatan. Sepertinya doa itu terkabulkan, aku selamat saat ini, tidak ada luka berat sama sekali, tidak ada tulang patah. Aku bersyukur.

“maaf non ify ini semua salah bapak, andai saja waktu itu bapak lebih hati hati.”

“udahlah pak saleh, ini semua kecelakaan kok. Gak ada yang salah.” Sahut alvin

“iya, bapak gak salah, ini semua kecelakaan, oh iya ibu sama papa kemana?” aku bertanya, aku tidak melihat dua orang yang kucintai dari aku masih amat balita saat ini. Heran juga, anaknya lagi ada di rumah sakit tapi mereka tidak kelihatan disini.

Tiba tiba alvin mengambil ponsel di dalam kantung jaketnya yang sudah berbunyi, simponi 9 beethoven. Nada dering telpon masuk, dia mengangkatnya. “iya tan…. owh udah tan, baru saja…. Kenapa?….. iya tan tenang ajah….. pak saleh juga udah membaik kata dokter…. Tante mau ngomong sama ify?…. Owh ya udah…. Hati hati di jalan tan….”

Alvin menutup telpon, lalu mengembalikan ponselnya ke kantung jaketnya. Aku menatap alvin dengan tatapan bertanya. “ibumu mau kesini sebentar lagi, tadi malam mereka di sini juga, melihat keadaan.” Ucap alvin seraya tau apa yang akan aku tanyakan kepadanya.

Alvin beranjak dari tempat duduk, sepertinya ingin pergi.

“mau kemana vin?” tanya ku

“manggil suster,fy. Biar gw suruh check keadaan lu dulu sekalian bawain sarapan.”

*****

Ibu dan papa baru saja pulang menjengukku, mereka sedang sibuk dengan persiapan pertunangan kak gabriel dengan mbak sivia. Tadi kak gabriel juga menjengukku bersama mbak sivia, kak gabriel adalah kakakku yang paling hebat di dunia ini, menurutku. Kakak selalu perhatian denganku, dari dulu aku masih kecil hingga beranjak remaja saat ini. Aku masih selalu ingat aku dan kakak sedang bersepeda berdua dan juga alvin di komplek perumahan yang aku sekeluarga tempati. Alvin, rumah kita tidak terlalu jauh beberapa blok, Cuma terpisah 2 blok saja. Jadi aku, kak gabriel, serta alvin sering sekali bermain bersama, aku dan kak gabriel beda 6 tahun, jadi aku tahu rasanya dulu bagaimana kak gabriel yang seorang anak SMP mengawasi dua anak SD. Pasti sangat susah dan memalukan, pikirku. Tapi tidak dengan kak gabriel, kak gabriel selalu saja menemani kami bermain selayaknya menjadi anak SD kembali. Kak gabriel emang kakak yang paling baik.

Owh iya kak gabriel akan bertunangan bulan depan dengan mbak sivia, mbak sivia adalah tunangan kak gabriel. Mbak sivia sangat baik padaku, layaknya seperti aku mempunyai kakak perempuan. Mbak sivia sangat cantik, kak gabriel emang gak salah pilih deh. Ketika kak gabriel ketemu dengan mbak sivia di tempat kuliah kak gabriel, kak gabriel selalu menceritakannya padaku, aku sampai kaget sejak kapan kak gabriel curhat tentang perempuan selama ini. Waktu pertama kali aku ketemu dengan mbak sivia saat kak gabriel mengajakku nonton, aku langsung terpesona melihatnya, pantas saja kak gabriel langsung klepek klepek. Semoga aku bisa secantik mbak sivia yang ramah. Aku langsung memprediksi pasangan yang satu ini akan selalu serasi dan harmonis.

Aku sedang melamun saat ini, entah apa, tapi kayaknya peristiwa aku berada di atas tempat tidur rumah sakit ini pernah terjadi, aku melihat televisi, aku teringat aku pernah melihat acara ini sebelumnya dengan isi yang sama. Pikiranku kemana mana saat ini, aku tidak bisa mengingatnya kapan.

Lamunanku terhenti sampai saat ada yang masuk dengan suara yang berbondong bondong terdengar oleh telingaku.

“ify ify! Kamu dimana?” seseorang memanggilku, sepertinya dari pintu tidak bisa melihat ke arahku karena terhalang oleh pembatas pembatas tempat tidur ini.

“sst jangan kenceng kenceng manggilnya, ini rumah sakit.” Salah seorang diantara mereka mengingatkan orang yang tadi memanggilku

“non ify nya di pojok.” Sahut pak saleh

Mereka langsung menghampiriku, aku tidak begitu jelas melihatnya tapi aku tahu dari hentakan kaki mereka yang terburu buru.

“IFYYYY, KAMU BAIK BAIK AJAH KAN FY.” Teriak orang yang sedang memelukku saat ini, aku tersenyum geli dengan tingkah lakunya.

“eh zahra ini rumah sakit, gw baik baik ajah kok."

“iya maaf maaf ini aku bawain buah buahan buat lu.” Ucap zahra seraya menaruh bingkisan buah buah itu di meja kecil sebelah tempat tidurku.

“aku?? Woy lu gak lihat kita zah? Itu juga gw yang beliin, eh maksudnya kita, kita yang beli.”

“iya iya ngel, maksud gw kita yang bawain buah buahan.”

“kak ify gak kenapa napa kan?”

“iya gak kenapa napa kok, semua baik baik saja,zy.” Dia ozy, adek kelasku, dia sangat akrab dengan ku dan kawan kawanku, maklum kita satu ekskul.

“wah sampai ada kak rahmi yang datang, makasih yah udah jengguk ify kak.” Ucapku saat tau ada kak rahmi yang dulu adalah mantan ketua ekskul yang aku masuki itu.

“iya fy… cepet sembuh lu, kita bakal ada latihan buat lomba yang di selenggarakan sehabis lebaran.” Jawab kak rahmi, kak rahmi emang udah gak ekskul lagi karena dia sudah kelas 3 SMA dan harus fokus terhadap ujian, tapi dia masih sering melihat kita latihan. Kak rahmi emang ketua yang baik dan bijaksana.

“loh zy, mana acha mu itu? gak datang dia?” tanyaku ke ozy

“tadi katanya dia, dia gak bisa datang. Ada acara keluarga yang gak bisa di tolaknya, katanya.” Jawab si debo, dia adalah ketua eksul yang menggantikan kak rahmi. Yah anaknya lumayan bisa jadi pemimpinlah, sangat tegas dengan anggota anggotanya.

“lah kak debo, emang kak debo cowoknya apa, kan yang ditanya kak ify aku bukan kakak.” Respond ozy yang kelihatnya tadi ingin menjawab tapi malah si debo yang menjawab.

“hahahaha, tenang zy tenang…. Hahaha gw kan udah punya si ourel.” Debo ketawa terbahak bahak, sepertinya dia puas.

Aku, angel, ozy, zahra, debo, acha, kak rahmi,ourel, adalah anggota dari ekskul paduan suara. Gak Cuma mereka sih, masih banyak yang lainnya. Ekskul ini sangat kompak, aku senang masuk ekskul ini. Aku merasa nyaman di antara teman temanku ini.

Tiba tiba pintu terbuka kembali, alvinkah??

“hey! Lama amat lu, jangan mentang mentang udah ada pacar gitu jadi telat begini.” Ucap debo seraya menyapa orang itu. Siapa??

Aku penasaran siapa temanku yang baru datang ini, aku belum melihatnya. Biasa kain putih yang menggantung ini menghalangi pandanganku ke arah pintu, begitupula sebaliknya.

“iya iya maaf gw, tadi bangun telat nih yang molor terus kerjaannya. Hey fy… gimana keadaannya? Baik baik kan??”

Owh no DIA…. Aku melihat DIA sedang merangkul pundak perempuan di sampingnya itu, ‘apa ini mimpi?’ gak mungkin gak mungkin…. Setahuku DIA belum punya pacar sama sekali, sejak kapan DIA? Aku langsung merasa lemas gak berdaya, kaget, tubuhku susah di gerakkan. ‘apakah ini mimpi’ tanyaku sekali lagi dalam hati. Tiba tiba terdengar suara, bukan tepatnya itu suara nada, fur elise. Aku gak merasa menyetel alarm ponselku. Yang lain sudah berbicara sendiri sendiri, tidak menghiraukan ku. Apa mereka tidak mendengarnya. Fur elise masih terdengar di telingaku, ku lihat hape ku, hapeku sedang mati. Terus kenapa ada bunyi alarm ponselku? Aku bingung… ada apa ini?? Semua menghilang begitu saja dari pandanganku.

To be Continue

No comments:

Post a Comment